Selasa, 06 Januari 2009

HAPID ABDILLAH & STMIK RAHARJA


Cerita ini berawal dari....awal tahun 2008.....
Mengamati perkembangan technologi yang tidak lepas dari dunia IT, akhirnya saya mendapat dorongan untuk mendalami lebih lanjut tentang dunia IT. Oleh karena itu saya mulai mencari info tentang tempat kuliah yang bisa mengerti akan kebutuhan saya, karena pada saat yang bersamaan saya sudah berstatus menjadi seorang karyawan di salah satu perusahaan yang sangat membanggakan di wilayah Banten ini, Ya...mungkin karena memang bukan perusahaan sendiri jadi saya harus mencari kampus yang jadwal kuliahnya bisa mengikuti jadwal kerja saya tanpa mengurangi kualitas sistem pengajarannya.
Segala puji bagi Dzat yang menggengam jiwa ini, akhirnya saya mendapatkan tempat kuliah yang memenuhi kebutuhan saya. STMIK Raharja atau lebih dikenal dengan sebutan GREEN CAMPUS, ya... itu dia. Di kampus ini saya dapat mengatur jadwal kuliah saya sesuai dengan jadwal kerja saya, dan saya mengambil kuliah pada shift malam, saya semakin merasa nyaman menjadi salah satu pribadi raharja, karena sudah mendapatkan predikat kampus unggulan di kota Tangerang. Memang awalnya agak canggung karena saya sudah telat dua tahun dari waktu normalnya untuk meneruskan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi, saya berfikir hanya beberapa mahasiswa saja yang latar belakangnya sama dengan saya, tapi ternyata tidak. Karena sekitar 50% dari mahasiswa di kampus ini yang sudah bekerja, dan agak telat ngelanjutin kuliahnya. Dengan latar belakang yang sama kita2 suka ngegosip tentang tempat kerjaannya masing-masing, saling bertukar info mulai dari ada ngganya lowongan kerja sampai perbandingan salary.
Ketika saya menulis blog ini, saya masih semester 1. Blog ini dibuat untuk melengkapi nilai salah satu mata kuliah saya.munkin tuk kamu2 yang sering surfing website, agak aneh klo mlihat blog ini, ya.. maklum lah namanya juga baru belajar jadi proffesional IT.

Tawaduk Dalam Berpakaian


Suatu ketika seseorang mendatangi Nabi saw., "Ya Rasulullah, aku senang memakai pakaian yang bagus dan sandal yang bagus. Apakah ini termasuk sombong?" Beliau menjawab, "Tidak. Allah Maha indah. Dia senang pada keindahan." (H.R. Muslim & Timidzi).
Ada yang menduga bahwa pengertian tawaduk dalam berpakaian adalah memakai pakaian yang paling jelek, Jangan sampai engkau memberi kesan kepada manusia bahwa orang yang taat beragama tidak mempunyai cita rasa dalam berpakaian. Pakaiannya tidak bagus. Akan tetapi, pakailh pakaian yan paling bagus dan paling indah. Sebab, begitulah seharusnya penampilanmu. hanya saja, jangan sombong dan angkuh. Tujuannya adalah agar manusia berkata, "Orang yang taat, pakaiannya paling bagus dan paling baik."

Biasa-Biasa Saja

Lihatlah bagaimana Nabi saw. bersikap tawaduk ketika seseorang mendatangi beliau dengan tubuh gemetar (ia mengira sedang bertemu dengan salah seorang raja). Melihat hal itu, Nabi saw. berkata "Biasa-biasa saja. Aku bukan raja. Aku hanyalah anak dari seorang wanita yang memakan daging kering di kota Mekkah."
Pernahkah seseorang datang menemuimu dalam kondisi takut lalu kaukatakan padanya, "Aku anak seorang petani biasa." Lihatlah sikap tawaduk Nabi saw.Jangan sampai engkau temasuk orang-orang yang sombong kepada manusia dan mengambil kesempatan.

Aku Yang Mengumpulkan Kayu Bakar

Saat dalam sebuah perjalanan, Nabi saw. menyuruh memasak kambing. Salah seorang berkata, "Biar aku yang menyembelinya", yang lainnya berkata "aku yang mengulitinya", yang lainnya lagi berkata "Aku yan memasaknya", Nabi pun berkata "Aku yang mengumpulkan kayu bakar." Mereka menjawab, "Biar kami saja yang bekerja." mendengar hal itu beliau berkata, "Aku tahu kalian akan melarangku. Tetapi aku tidak suka diperlakukan istimewa. Sebab Allah membenci seorang hamba yang ingin tampak istimewa diantara sahabatnya." Nabi pun bangkit dan mengumpulkan kayu bakar.
Ya Allah, jadikan kami orang yang tawaduk dan cinta kepada Nabi-Mu, Muhammad saw. Ya Allah, tolong kami dan berikan taufik pada kami untuk bisa bersikap tawaduk.

Wasiat Luqman Kepada Anaknya



Allah Swt. berfirman dalam wasiat Luqman kepada anaknya, "Jangan ngkau memalingkan muka (tusha'ir) dari manusia dan jangan berjalan di muka bumi dengan angkuh " (Qs Al-Luqman:18). Apa makna dari kata tusha'ir (memalingkan)?
Ia berasal dari kata Shi'ir. Yaitu, sejenis penyakit yang menimpa leher unta sehingga ia tidak bisa membalikkan lehernya lagi. Ia pun berjalan dengan leher yang mendongkak ke atas.
Perhatikan perumpamaan Al-Qur'an yang sangat menarik tersebut. Kurasa saat ini ngkau sedang membayangkan gambarannya seperti apa. Yang menjadi pertanyaannya bagaimana kondisi lehermu ?